Para peserta pelatihan, Akademik STIA dan Perwakilan Kementerian (dokumentasi: Misbahudin Djaba) |
“Jangan berhenti sampai disini. Insya Allah kedepannya adik-adik (peserta) yang menjadi alumni, nantinya harus menjadi pengusaha yang sukses dan unggul”, ungkap Lisda Van Gobel, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Taruna Gorontalo setelah menutup kegiatan Inkubator Bisnis Mahasiswa, yang terselenggara atas kerja sama antara pihak Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kementerian Koperasi UKM RI) dengan STIA Bina Taruna Gorontalo.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari, terhitung dari 13 sampai 15 November 2018. Pada hari pertama pelaksanaanya berlangsung di Hotel Mega Zanur, dengan memfokuskan pada proses seleksi peserta. Sekitar 50 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bina Taruna Gorontalo mengikuti proses seleksi tersebut, lalu kemudian disaring menjadi 30 peserta yang memenuhi persyaratan, dan dinyatakan siap mengikuti pelatihan. Selanjutnya pada hari kedua dan ketiga lebih terfokus pada pembobotan materi dan praktikum kepada para peserta, yang meliputi pengembangan jiwa wirausaha, meningkatkan skill dan keahlian dalam membangun usaha, serta pembekalan dalam hal persiapan administrasi untuk mendirikan suatu usaha.
Hal ini ditegaskan oleh Hamid Rizal sebagai pihak ketiga dari Kementerian Koperasi UKM RI: “jadi hari pertama itu kita merekrut peserta, disini kita memilih peserta atau tenant yang bisa masuk (pelatihan), sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Selanjutnya pada hari kedua dan ketiga kita masuk dalam pemberian materi serta pelatihan”.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Koperasi UKM RI Nomor 11 Tahun 2013, yang menginginkan setiap Perguruan Tinggi memiliki Inkubator Bisnis Mahasiswa.
Pada Tahun ini, ada Sembilan wilayah di Indonesia yang menjadi sasaran, salah satunnya adalah Provinsi Gorontalo. Dimana pada kesempatan kali ini STIA Bina Taruna Gorontalo terpilih sebagai pelaksana, diantara tujuh belas Perguruan Tinggi yang ada di Provinsi Gorontalo.
“Diantara tujuh belas Perguruan Tinggi yang berada di Provinsi Gorontalo, hanya STIA Bina Taruna Gorontalo yang mendapat kesempatan untuk melaksanakan kegiatan ini”, jelas Lisda Van Gobel.
“Kita terpilih, karena sebelumnya kita telah mengajukan permohonan langsung di kantor Kementerian (Koperasi dan UKM), dan hal ini bebas. Seluruh Perguruan Tinggi bisa mengajukannya. Akan tetapi pada kesempatan ini kita yang terpilih, lalu selanjutnya kita mengirimkan berkas persyaratan kepada pihak Kementerian. Dan alhamdulillah pihak Kementerian memilih STIA Bina Taruna Gorontalo sebagai lokasi pelaksanaan pelatihan Inkubator Bisnis Mahasiswa”, lanjutnya.
Penjelasan implisit tentang Inkubator Bisnis Mahasiswa, dipaparkan dengan lugas dalam sebuah Jurnal (2017) yang dibuat oleh Hery Budiyanto, dkk: “Program pengembangan kewirausahaan di Perguruan Tinggi dilaksanakan dalam bentuk Inkubator Bisnis Mahasiswa, yang merupakan suatu program dengan misi menghasilkan mahasiswa berwirausaha yang mandiri berbasis iptek, melalui program yang terintegrasi dengan melibatkan para dosen pengelola Inkubator, narasumber, dan Institusi kewirausahaan di luar kampus”.
Dengan adanya Inkubator Bisnis Mahasiswa, jumlah pengangguran dengan latar pendidikan tinggi bisa diminimalisir. Hal ini dapat di tinjau dari data Badan Pusat Statistik pada Tahun 2017, yang menyatakan jumlah sarjana penganggur mencapai 606.939 jiwa, angka yang cukup fantastis. Dengan adanya survei tersebut dapat menampakkan betapa kurang terserapnya lulusan Perguruan Tinggi.
Selepas kegiatan di tutup secara resmi, beberapa mahasiswa yang menjadi peserta memberikan respon positif terkait kegiatan ini, diantaranya Windi dan Suci.
Penyerahan Sertifikat pelatihan oleh Perwakilan Kementerian kepada Peserta pelatihan (Dokumentasi: Misbahudin Djaba) |
“kegiatan ini banyak manfaatnya. Salah satunya adalah ilmu berwirausaha yang kami dapatkan. Kami juga di motivasi untuk membentuk mindset baru sebagai pemuda yang mampu menjadi inovator untuk membuka lapangan kerja”, ujar Suci.
“disini kami diajarkan bagaimana cara-cara memanejeman usaha, dimulai dari perencanaan sampai promosi. Lalu kami juga diajarkan bagaimana memanage keuangan. Serta mereka (Pemateri dan Pelaksana) mampu membangkitkan jiwa kreativitas dan inovatif dari setiap peserta”, jelas Windi.
Kedepannya, Hamid Rizal menekankan akan ada agenda selanjutnya dari pelatihan ini, karena memang direncanakan pelatihan ini akan berkelanjutan. “selepas kegiatan ini nantinya akan ada pembagian kuesioner yang menjadi acuan kami dalam proses evaluasi. Selanjutnya hasil evaluasi tersebut akan menetapkan beberapa peserta yang akan kami arahkan pada proses selanjutnya. Dan memang kegiatan ini akan berkelanjutan”.
Pernyataan tersebut selaras dengan harapan dari Perguruan Tinggi, yang diungkapkan oleh Ketua STIA Bina Taruna Gorontalo. “harapan saya kedepannya kegiatan ini harus berkesinambungan, ada sustainable dari program ini. Artinya jangan hanya sekali ini saja programnya, jika ada agenda selanjutnya dari Kementerian Koperasi UKM RI kami sangat membuka diri untuk berpartisipasi”.(MD/PMBTG)
Post a Comment