Wednesday, 22 November 2017

Posted by MATRA MAHASISWA in , | November 22, 2017 No comments



Pada tanggal 16 November 2017 kemarin merupakan Hari Toleransi Internasional. Dimana pada 22 tahun lalu, tanggal ini di tetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Alasannya agar setiap manusia mampu saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Sehingga nilai persatuan dan kesatuan akan tetap terjaga dan mampu mewujudkan perdamain dunia.

Di indonesia sendiri sampai saat ini intoleransi masih sering terjadi, sehingga keretakan persatuan tak terelakan lagi. Data dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) memberikan gambaran yang sangat ngeri. Karena data dari tahun 2014 terdapat 76 kasus intoleransi, kemudian di susul oleh data dari tahun 2015 yang meningkat menjadi 87 kasus. Dan di tutup oleh data terakhir pada tahun 2016 dengan 97 kasus. Peningkatan kasus intoleransi yang terjadi di Indonesi saat ini, menjadi sebuah permasalahan yang sangat serius, karena mampu mengguncang integritas dari cita-cita negeri khatulistiwa ini.
Kebebasan beragama dan berkeyakinan seakan terancam di Indonesia. Karena kasus intoleransi ini yang paling sering terjadi adalah pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB), dimana hal ini merupakan sebuah Hak yang dimiliki oleh seorang manusia, namun masih sering disampingkan oleh beberapa masyarakat saat ini. Padahal hal ini merupakan sebuah awal yang merusak kehidupan bersama, dan dapat memecahkan persatuan.

Kasus intoleransi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan meningkat drastis. Dimulai dari pelarangan aktivitas keagamaan, diskriminasi atas dasar keyakinan Agama, intimidasi dan pemaksaan keyakinan, sampai berujung pengrusakan dan pembakaran rumah ibadah.
Sebut saja tragedi pembakaran rumah ibadah yang terjadi di Tolikara, Papua. Dan juga pembakaran sebuah Gereja di Aceh, Singkil. Dua tragedi ini masuk dalam tragedi terparah pada tahun 2015. Sehingga intoleransi ini seperti virus yang secara perlahan menggerogoti persatuan.


Sumber Gambar : kicaunews.com
 
Kita seakan lupa bahwasannya bangsa yang besar ini, lahir dari segala keberagaman dan terdapat perbedaan. Namun saat perintisan Negeri ini, mereka saling bersatu dan menjadikan sebuah perbedaan sebagai suatu jembatan persatuan. Tanpa perlu mendirikan persatuan yang lain untuk menyaingi suatu persatuan yang lainnya. Padahal kita sadar bahwa Bhinneka Tunggal Ika adalah simbol pemersatu bangsa, yang sampai saat ini masih erat dicengkraman Sang Garuda.

Bhinneka Tunggal Ika (Berbeda-beda tetap satu) adalah sebuah simbol yang ingin menyadarkan bahwa kita sebagai bagian dari bagsa ini menyatakan diri lewat simbol ini, perbedaan bukanlah sekatan, namun dapat menghimpun berbagai macam Agama, Suku dan Ras untuk membentuk sebuah persatuan.

Tetapi sampai saat ini seakan simbol ini hanya sebatas pajangan di dinding-dinding, tanpa ada pemaknaan yang kita lakukan terhadap simbol itu. Kita sudah tak mau ingat dan belajar akan perjuangan bangsa ini pada masa lalu, kita seakan lupa bahwasannya bangsa ini merdeka karena berbagai macam perbedaan yang bersatu untuk menghimpun kekuatan, demi sebuah kemerdekaan.

Penulis : Aipong


Untuk yang mau Like atau Comment, Silahkan sertakan di bawah sini !!!

0 Komentar:

Search