Pagi itu terlihat beberapa mahasiswa berlarian mencari ruang kuliah yang dimasuki Sang Dosen. Tepat jam 08:00 pagi, dijadwal ada sebuah mata kuliah yang harus mereka tuntaskan hari itu.
Mau apalagi, sudah menjadi kewajiban seorang mahasiswa untuk terus
bergelut dengan buku dan aktif dalam perkuliahan.
Dipagi yang cerah itu saya melihat teman-teman dengan wajah yang sedikit murung.
![]() |
Sumber Foto : Aipong |
Berdiri di depan selasar kelas, saya berfikir bahwa mereka tidak diizinkan masuk, karena terlambat.
Hal itu benar saja, saat saya bergabung dengan mereka, ternyata mereka masing-masing menceritakan persoalannya.
Yang lebih menarik adalah cerita dari rekan saya, pada saat itu dia mengaku belum terlalu terlambat, bahkan dirinya mengklaim hanya terlambat sepersekian menit saja setelah dosen itu masuk.
Namun dosen itu tetap tak mengijinkannya masuk. Tanpa ada toleransi sedikitpun, teman saya tidak diijinkan mengikuti perkuliahan hari itu.
Jika dilihat dari hak dan kewajiban, seorang mahasiswa harus menuntaskan kewajibannya dengan membayar SPP sampai Biaya SKS dan seharusnya mendapatkan haknya untuk mendapatkan perkuliahan.
Sang Dosen yang menjadi pengajar, berhak mendapatkan gaji dari hasil pembayaran mahasiswa tersebut, dan juga berkewajiban untuk mengajar pada mahasiswa tersebut.
Namun hal itu seakan tak terjadi saat ini, dosen seakan tak lagi punya toleransi, padahal kalau dilihat saya dan teman-teman hanya terlambat tidak kurang dari 10 menit saat dosen itu masuk dalam ruangan.
Bahkan kebanyakan temanku terlambat karena mencari ruangan kuliah. Hal itu seakan membuatku semakin frustasi, karena bayang-bayang nilai yang nantinya error.
Dosen ini, menurutku selalu saja mencari-cari kesalahan mahasiswa, agar tak lulus mata kuliahnya. Saat ini sudah banyak Dosen amplop, dan menurutku dosen ini salah satunya.
Dengan intrik nilai yang tak tuntas, uang pun menjadi jalan pintas. Mungkin ini menjadi kalimat pembuktian, betapa kejam kaum-kaum akademisisaat ini.
Mereka yang seharusnya dengan ikhlas membagikan ilmunya, kepada mahasiswa yang haus akan ilmu. Namun karena dirasuki kerakusan dunia, mereka tak mau ber-jariah. Saat ini peguruan tinggi menjadi dapur pembangunan bagi bangsa ini, dan tenaga utamanya adalah mahasiswa dan dosen, yang seharusnya berjasa bagi perkembangan bangsa.
Masing-masing seharusnya saling memahami, demi mencapai hak masing-masing. Meskipun seorang dosen, janganlah menggodok mahasiswa seperti itu. Karena kami adalah manusia yang butuh bimbingan, arahan dan ilmu. Itulah alasannya kami berada di dalam dunia ilmiah.(PMB/Aipong)
Untuk yang mau Like atau Comment, Silahkan sertakan di bawah sini !!!
Post a Comment